Floppy disk, sebuah perangkat penyimpanan data yang pernah menjadi primadona di era komputer awal, kini telah menjadi barang antik. Artikel ini akan membawa Anda menyusuri sejarah floppy disk, memahami cara kerjanya, dan mengungkap alasan mengapa teknologi ini akhirnya ditinggalkan.
Sejarah floppy disk dimulai pada tahun 1960-an, ketika IBM pertama kali memperkenalkannya sebagai media penyimpanan yang portabel dan mudah digunakan. Dengan kapasitas yang sangat terbatas dibandingkan standar saat ini, floppy disk menjadi fondasi bagi perkembangan teknologi penyimpanan data.
Cara kerja floppy disk cukup sederhana. Data disimpan dalam bentuk magnetik pada sebuah disk yang terbuat dari bahan plastik tipis dan dilapisi dengan material magnetik. Disk ini kemudian diputar oleh drive floppy, dan head baca/tulis akan mengakses data yang tersimpan.
Namun, dengan munculnya teknologi penyimpanan yang lebih canggih seperti harddisk (HDD) dan RAM (Random Access Memory), floppy disk mulai kehilangan pamornya. Kapasitas penyimpanan yang lebih besar, kecepatan akses yang lebih cepat, dan ukuran yang lebih compact menjadi alasan utama peralihan ini.
Selain itu, perkembangan teknologi seperti printer 3D dan perangkat lainnya juga turut mendorong floppy disk ke dalam kuburnya. Dengan kebutuhan akan data yang semakin besar dan kompleks, floppy disk tidak lagi mampu memenuhi tuntutan zaman.
Meskipun demikian, floppy disk memiliki tempat tersendiri dalam sejarah teknologi. Ia mengajarkan kita tentang evolusi penyimpanan data dan bagaimana teknologi terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bagi yang ingin menjelajahi lebih jauh tentang teknologi penyimpanan, jangan lupa untuk mengunjungi rajabom link untuk informasi lebih lanjut.